Motivasi Perjalanan Wisata
Pada dasarnya seseorang melakukan
perjalanan dimotivasi oleh beberapa hal. Dari berbagai motivasi yang mendorong
perjalanan, McIntosh (1977) dan Murphy (1985) mengatakan bahwa motivasi dapat
dikelompokkan menjadi empat kelompok besar yaitu sebagai berikut:
a.
Physical or physiological motivation (motivasi yang bersifat fisik atau
fisiologis), antara lain untuk relaksasi, kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi
dalam kegiatan olah raga, bersantai dan sebagainya.
b.
Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan
untuk mengetahui budaya, adat, tradisi dan kesenian daerah lain. Termasuk juga ketertarikan
akan berbagai objek tinggalan budaya (banggunan bersejarah).
c.
Social motivation atau interpersonal motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti
mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal yang
dianggap mendatangkan gengsi (nilai prestise), melakukan ziarah, pelarian dari
situasi-situasi yang membosankan dan sebagainya.
d.
Fantasy motivation (motivasi karena fantasi), yaitu
adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang kan bisa lepas dari rutinitas keseharian
yang menjemukan, dan ego-enhancement yang
memberikan kepuasan psikologis. Disebut juga sebagai status and prestige motivation.
Motivasi perjalanan seseorang dipengaruhi oleh faktor
internal wisatawan itu sendiri dan faktor eksternal. Secara intrinsik, motivasi
terbentuk karena adanya kebutuhan dan/atau keinginan manusia itu sendiri,
sesuai dengan teori hirarki kebutuhan Maslow. Kebutuhan tersebut dimulai dari
kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan prestise
dan kebutuhan akan aktualisasi diri.
Motivasi
ekstrinsik adalah motivasi yang terbentuknya dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal, seperti norma sosial, pengaruh atau tekanan keluarga dan situasi
kerja yang terinternalisasi dan kemudian berkembang menjadi kebutuhan
psikologis. Motivasi wisatawan untuk melepaskn diri sejenak dari kegiatan rutin
berfungsi untuk melepaskan diri sejenak dari kegiatan rutinuntuk mengembalikan
harmoni di masyarakat, sehingga pariwisata dapat dipandang sebagai salah satu
bentuk terapi sosial.
Motivasi merupakan faktor penting bagi calan wisatawan
di dalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata yang akan
dikunjungi. Calon wisatawan akan mempersepsi daerah tujuan wisata yang
memungkinkan, di mana persepsi ini dihasilkan oleh preferensi individual,
pengalaman sebelumnya dan informasi yang didapatkannya.
Apapun
motivasi seseorang melakukan perjalanan wisata, maka bagi seorang wisatawan
perjalanan tersebut akan mempunyai beberapa manfaat, antara lain sebagai
berikut:
a. Perjalanan wisata merupakan wahana
penyegaran dan regenerasi fisik dan mental.
b. Perjalanan wisata merupakan kompensasi
terhadap berbagai hal yang melelahkan, sekaligus juga sebagai wahana integrasi
sosial bagi mereka yang di rumahnya merasa teralienasi.
c. Perjalanan wisata merupakan pelarian
dari situasi keseharian yang penuh ketegangan, rutinitas yang menjemukan, atau
kejenuhan-kejenuhan karena beban kerja.
d. Perjalanan wisata merupakan mekanisme
bagi seseorang untuk dapat mengeluarkan perasaannya, melalui komunikasi dengan
orang lain termasuk dengan masyarakat lokal.
e. Perjalanan wisata merupakan wahana
untuk mengembangkan wawasan.
f. Perjalanan wisata merupakan wahana
untuk mendapatkan kebebasan.
g. Perjalanan wisata merupakan wahana
untuk realisasi diri.
h. Perjalanan wisata memang merupakan
sesuatu yang menyenagkan, membuat hidup lebih bahagia.
Komentar
Posting Komentar