Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2013

Persebaran Biota di Permukaan Bumi

Horisontal : Cenderung memperluas areal dengan jalan menyebar ke segala arah pada daerah yang mempunyai elevasi yang relatif sama. Vertikal : Cenderung memperluas areal dengan jalan menyebar ke arah daerah yang lebih tinggi atau rendah, seperti kearah puncak gunung, bukit, pegunungan, lembah, dataran, rawa, dsb. Lima faktor alami yang mempengaruhi persebaran biota, baik ke arah vertikal maupun ke arah horisontal, yaitu faktor: 1 .       Klimatik 2 .       Oseanik 3 .       Topografik 4 .       Geomorfik, dan 5 .       Edafik Faktor Klimatik Ada 5 unsur iklim yang berpengaruh thd persebaran biota: 1.       Curah hujan 2.       Suhu udara 3.       Tekanan udara 4.       Kelembaban udara, dan 5.       A ngin Air hujan menjadi kebutuhan pokok bagi kelestarian sumberdaya air di permukaan bumi. Hujan   dibutuhkan     makhluk hidup: manusia, hewan dan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya, sehingga di setiap tempat yang mempunyai sumber air, maka

(masih) Biogeografi

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari biogeografi   Jarak tidak menentukan derajat hubungan kekerabatan biogeografik di antara dua wilayah agihan. Daerah yang jauh terpisah dapat bersama-sama didiami banyak golongan tumbuhan yang mirip pada tingkat genera atau tingkat suku, walaupun mengingat semua itu sangat erat hubungan kekerabatannya tetapi dapat menunjukkan perbedaan tanda-tanda sesuai pola yang menyimpang dari biasanya. Iklim mempunyai pengaruh kuat pada kesamaan taksonomik dua wilayah, tetapi kekerabatannya tidak selalu linier. Syarat-syarat untuk dapat menentukan pola biogeografi dengan baik tergantung pada pengetahuan yang mendalam dari semua distribusi organisme di seluruh dunia, suatu klasifikasi organisme yang benar dan alami, menerima teori evolusi, pengetahuan yang mendalam tentang bentuk-bentuk yang sudah punah, pengetahuan lantai lautan dan stratigrafi untuk merekontruksi hubungan sejarah geologis di antara massa daratan. Penemuan fosil ad

Kajian Biogeografi

Biogeografi mengkaji hewan dan tumbuhan. Kajian distribusi hewan selama awal perkembangan sejarah jauh ketinggalan dibanding dengan fitogeografi. Paling tidak ada dua hal yang menyebabkan demikian, kebanyakan spesies hewan yang dikaji adalah insekta dan hubungan distribusi hewan dengan iklim umumnya tidak secara langsung. Pada kenyataannya distribusi hewan lebih sering diasosiasikan dengan vegetasi. William Swainson (1835) dalam Hadisusanto terkenal dengan klasifikasi global daerah fauna yang mendekati klasifikasi sekarang. Daerah (region) zoobiogeografi secara umum dapat dipisahkan atas 6 region yaitu :   Nearcic , meliputi benua Amerika bagian utara dan Greenland;   Neotropical , meliputi Amerika bagian tengah dan selatan berbatasan dengan Nearctic di Mexico hingga Florida; Palearctic , meliputi Afrika bagian utara, jazirah Arab, Eropa hingga laut Bering dan kepulauan Jepang Ethiopian , meliputi Afrika sebelah selatan, berbatasan dengan Palearctic di gurun Saha

Biogeografi

B iogeografi atau geografi biologik, yang untuk tujuan praktisnya biasanya dibagi sesuai dengan pembagian makhluk hidup dalam dua dunia, sehingga dengan demikian menghasilkan pembagian dalam geografi tumbuhan   dan geografi hewan (Polunin, 1994).   Biogeografi adalah kajian distribusi organisme baik masa lampau maupun sekarang (Hadisusanto).   Biogeografi juga merupakan ilmu pengetahuan yang mencoba menggambarkan dan memahami banyaknya pola   dalam distribusi spesies dan kelompok taksonomi yang lebih besar (Hadisusanto . Biogeografi adalah bagian dari pengetahuan sejarah alam, dari kajian fossil didapatkan informasi tentang perjalanan sejarah   dibumi (Hadisusanto).   Biogeografi juga merupakan disiplin yang bersandar pada ilmu-ilmu ekologi, biologi populasi, sistematik, biologi evolusi, geosains, dan sejarah alam. Konsekuensinya tidak ada batas yang tegas antara biogeografi dengan subyek yang terkait. Contoh palaeontologi mempunyai kajian fossil dari