Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2011

Love = Waiting 4 A Bus.... Ada Benernya Sih...

Gambar
Cinta itu sama seperti orang yg sedang menunggu bis. Sebuah bis datang, dan kamu bilang, "Wah..terlalu penuh, sumpek, bakalan nggak bisa duduk nyaman neh! Aku tunggu bis berikutnya aja deh." Kemudian, bis berikutnya datang. Kamu melihatnya dan berkata, "Aduh bisnya kurang asik nih, nggak bagus lagi.. nggak mau ah.." Bis selanjutnya datang, cool dan kamu berminat, tapi seakan-akan dia tidak melihatmu dan lewat begitu saja. Bis keempat berhenti di depan kamu. Bis itu kosong, cukup bagus, tapi kamu bilang, "Nggak ada AC nih, bisa kepanasan aku". Maka kamu membiarkan bis keempat itu pergi. Waktu terus berlalu, kamu mulai sadar bahwa kamu bisa terlambat pergi ke kantor. Ketika bis kelima datang, kamu sudah tak sabar, kamu langsung melompat masuk ke dalamnya. Setelah beberapa lama, kamu akhirnya sadar kalau kamu salah menaiki bis. Bis tersebut jurusannya bukan yang kamu tuju! Dan kau baru sadar telah menyiakan waktumu sekian lama. Moral dari cerita ini : sering

Kode Etik Profesi Guru Indonesia

Persatuan Guru Republik Indonesia menyadari bahwa Pendidikan adalah merupakan suatu bidang Pengabdian terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa dan Tanah Air serta kemanusiaan pada umumnya dan …….Guru Indonesia yang berjiwa Pancasila dan Undang –Undang Dasar 1945 . Maka Guru Indonesia terpanggil untuk menunaikan karyanya sebagai Guru dengan mempedomani dasar –dasar sebagai berikut : 1. Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangun yang berjiwa Pancasila 2. Guru memiliki kejujuran Profesional dalam menerapkan Kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing –masing . 3. Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik , tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan . 4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik –baiknya bagi kepentingan anak didik 5. Guru memelihara hubungan dengan masyarakat di sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang luas untuk kepenti

Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)

Pendekatan ekologi adalah suatu metode analisis yang menekankan pada hubungan antara manusia dan kegiatan lingkungannya, sehingga manusia dan berbagai kegiatannya selalu menjadi fokus analisis dalam keterkaitannya dengan lingkungan abiotik, biotik, maupun sosial, ekonomi dan kulturalnya. Manusia dalam hal ini tidak boleh diartikan sebagai makhluk biologis semata yang setaraf dengan makhluk hidup lainnya, namun adalah sosok yang dikaruniai daya cipta, rasa, karsa, karya atau makhluk yang berbudi daya. Pendekatan ekologi ini ditekankan pada keterkaitan antara fenomena geosfer tertentu dengan variabel lingkungan yang ada. Dalam pendekatan kelingkungan, kerangka analisisnya tidak mengkaitkan hubungan antara makluk hidup dengan lingkungan alam saja, tetapi harus pula dikaitkan dengan : (1) fenomena yang didalamnya terliput fenomena alam beserta relik fisik tindakan manusia. (2) perilaku manusia yang meliputi perkembangan ide-ide dan nilai-nilai geografis serta kesadaran akan lingkungan. Dal

Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Fenomena geografi berbeda dari wilayah yang satu dengan wilayah yang lain dan mempunyai pola keruangan/spasial tertentu (spatial structure). Tugas para ahli geografi adalah menjawab pertanyaan mengapa pola keruangan dari fenomena geografi tersebut terstruktur seperti itu, dan bagaimana terjadinya (spatial process). Berdasarkan perbedaan ini timbul interaksi antarwilayah dalam bentuk adanya pergerakan manusia, barang dan jasa. Pendekatan keruangan adalah suatu metode analisis yang menekankan pada eksistensi ruang (space) yang berfungsi untuk mengakomodasikan kegiatan manusia. Tema analisis keruangan merupakan ciri utama dari geografi, selain itu, analisis keruangan juga paling kuat kemampuannya untuk melakukan perumusan (generalisasi) dalam rangka menyusun teori. Terdapat 8 tema yang terkait dengan analisis pendekatan keruangan, yaitu : 1. Spatial pattern analysis (analisis pola keruangan) Geografi mempelajari pola-pola, bentuk, dan persebaran fenomena di permukaan bumi. Geografi juga b

Ciri-Ciri Desa Menurut Para Ahli

a. Menurut Roucek – Warren : • Kelompok primer merupakan kelompok dominan • Hubungan antar warga bersifat akrab dan awet • Homogen dalam berbagi aspeknya • Mobilitas sosial rendah • Keluarga lebih dilihat fungsinya secara ekonomis sebagai unit produksi • Proporsi anak lebih besar (Sumber : http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/masyarakat-tradisional-masyarakat.html) b. Menurut Mayor Polak : • Bersifat kekeluargaan • Bersifat koeltif dalam pembagian dan pengerjaan tanah • Bersifat kesatuan ekonomis, yaitu dapat memenuhi kebutuhan sendiri (subsistensi) (Sumber : http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/masyarakat-tradisional-masyarakat.html) c. Menurut Bauchmant : • Jumlah penduduk kecil • Sebagian besar penduduk dari pertanian • Dikuasai alam • Homogen • Mobilitas rendah • Hubungan intim (Sumber : http://ifzanul.blogspot.com/2010/06/masyarakat-tradisional-masyarakat.html) d. Menurut Talcott Parson : • Afektifitas : Hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta, kesetiaan, dan kemesraan. Wuju

Definisi Desa

a. Menurut Paul H Landis, pengertian desa adalah : • untuk maksud statistik : Pedesaan adalah daerah dengan jumlah penduduk kurang dari 2500 orang. • untuk maksud kajian psikologi sosial : Desa adalah daerah dimana hubungan pergaulannya ditandai dengan derajat intensitas yang tinggi. (Sumber : http://blog.beswandjarum.com/soikhurojib/masyarakat-desa-dan-kota.html) b. Menurut Sutarjo Kartohadikusumo Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bermukim suatu masyarakat yang berkuasa dan masyarakat tersebut mengadakan pemerintah sendiri. (Sumber : http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/definisi-desa-atau-pedesaan.html) c. Menurut Bintarto Desa adalah adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur geografis, sosial, ekonomi, politik dan kultural yang ada di sana dalam hubungannya dan pengaruh timbal balik dengan daerah2 lain. (Sumber : http://anisavitri.wordpress.com/2009/12/17/desa-definisi-asal-mula-bentuk-pola-ciri-romantikanya/) d. Berdasarkan UU No 22 Pasal 1 Tahun 1948

Jika Anak Tak Mau Sekolah

Orang tua akan merasa stres jika mendengar anaknya benci ke sekolah dan tidak mau sekolah lagi. Cara untuk membujuknya adalah bukan dengan memarahi atau membentaknya, melainkan cari tahu apa penyebabnya dan ajaklah si kecil bicara secara baik-baik. Mungkin hampir sebagian besar anak pernah merasakan benci untuk datang ke sekolah, namun biasanya perasaan tersebut tidak berlangsung lama. Sekolah adalah salah satu tempat dimana seseorang bisa mendapatkan pendidikan, teman dan mengembangkan kemampuan untuk bersosialisai dengan sesama. Anak yang tidak mau sekolah bisa saja karena anak merasa takut atau stres untuk datang ke sekolah, hal ini akan berefek ke tubuh si anak. Anak yang stres tentang sekolahnya akan memicu timbulnya sakit kepala atau sakit pada bagian pencernaannya. Memiliki masalah dengan waktu tidurnya juga merupakan salah satu tanda dari stres. Jika anak tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk tidur, maka anak akan suka marah-marah dan menjadi cepat lelah sepanjang hari. Pera

Jenis-Jenis Belajar

Menurut Robert M. Gagne Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar. Karena itu banyak tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada delapan tipe belajar : 1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan. 2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab. 3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membu

Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut kamus bahasa Indonesia : Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Pengertian belajar menurut beberapa ahli : 1. Menurut James O. Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. 2. Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. 3. Cronchbach (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah suatu aktifitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. 4. Howard L. Kingskey (Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau l

Model-Model Pembelajaran

1. Koperatif (CL, Cooperative Learning Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta