Fotogrametri
Fotogrametri adalah : seni, ilmu, dan teknologi untuk memperoleh
informasi terpercaya tentang obyek fisik dan lingkungan melalui proses
perekaman, pengukuran, dan interpretasi gambaran fotografik, dan pola radiasi tenaga
elektromagnetik yang terekam.
Langkah :
- Analisis foto,
- Analisis rekaman lain, misal : tenaga magnetik
Jenis
Fotogrametri :
- Fotogrametri Metrik
Terdiri
dari pengukuran cermat berdasarkan foto dan sumber informasi lain yang pada
umumnya digunakan untuk menentukan lokasi relatif titik-titik, sehingga bisa
untuk memperoleh ukuran jarak, sudut, luas, volume, elevasi, ukuran dan bentuk
obyek.
Contoh : Menyusun Peta
Topografi berdasarkan foto dengan menggunakan foto udara (dari wahana udara)
dan foto teresterial (dengan kamera di muka bumi)
- Fotogrametri Interpretatif
Mempelajari
pengenalan dan identifikasi obyek serta menilai arti pentingnya obyek tersebut
melalui analisis sistematik dan cermat, meliputi cabang ilmu interpretasi foto
udara (engkajian citra foto) dan penginderaan jauh (meliputi analisis foto dan
penggunaan data penginderaan jauh melipti kamera multispektral, sensor
inframerah, penyiam atau skener termal dan radar udara dengan arah perekaman ke
samping.
A. SEJARAH FOTOGRAMETRI
- Tahun 350 sebelum Masehi Aristoteles mengutarakan proses memproyeksikan gambaran obyek secara optik,
- Awal abad ke-18 Dr. Brook Taylor menyatakan tentang perspektif linier, selanjutnya J.H. Lambert menyatakan asas perspektif dapat dimanfaatkan untuk membuat pet,
- Fotogrametri dikembangkan setelah proses fotografi dikembangkan yaitu tahun 1839, Louis Daguerre dari Paris mengumumkan proses fotografi secara langsung,
- Tahun 1840, geodesiwan Akademi Sains Perancis bernama Arago mempergakan penggunaan foto udara untuk survei topografi,
- Tahun 1949, Ix penggunaan fotogrametri untuk pemetaan tipografi (Kolonel Aime Laussedat) dengan menggunakan layang2 dan balon untuk pemotretan dari udara (gagal),
- Tahun 1859 Kolonel Laussedat mengutarakan keberhasilan dalam menggunakan foto untuk pemetaan yaitu dengan menggunakan foto teresterial (Dikenal BAPAK FOTOGRAMETRI)
B. JENIS FOTO
·
Jenis foto yang digunakan di dalam ilmu fotogrametri,
yaitu :
- Foto Teresterial,
Dibuat
dengan kamera di muka bumi yang pada umumnya diketahui posisi dan orientasinya
yang sering diukur secara langsung pada saat pemotretan, jenis kamera yang
digunakan adalah kamera sederhana yang dipegang tangan sekedar untuk hobi
hingga kamera khusus yang dirancang dengan presisis tinggi dan dipasang pada
penyangga berkaki tiga (tripod) dikenal FOTOTEODOLIT, dan Kamera
Balistik.
Kamera Balistik adalah : kamera besar yang dipasang pada stasiun
bumi tertentu dan digunakan untuk memotret satelit buatan yang sedang
mengorbit, dengan bintang-bintang sebagai latar belakangnya, kemudian dinalisis
untuk menghitung lintasan satelit, ukuran, bentuk, dan gravitasi bumi, dan
posisi stasiun kamera secara akurat, biasa digunakan untuk menyusun jaringan
titik kontrol lingkup dunia dan untuk menentukan secara akurat posisi relatif
benua, pulau-pulau dilaut yang jauh, dsb.
- Foto Udara
a. Foto Udara Vertikal
Dibuat dengan sumbu
kamera yang arahnya setegak mungkin, bila sumbu kamera pada saat pemotretan
benar-benar vertikal, bidang foto sejajar bidang datum dan foto yang dibuahkannya
disebut foto vertikal. Kenyataannya jarang sekali sumbu kamera benar-benar
vertikal karena ada kemiringan pesawat terbang. Bila sumbu kamera secara tidak
sengaja membentuk sudut kecil terhadap garis vertikal disebut FOTO SENDENG.
b. Foto Udara Condong
Dibuat dengan
sumbu kamera yang sengaja diarahkan menyudut terhadap sumbu vertikal.
c. Foto Udara Sangat Condong
Menggambarkan cakrawala.
d. Foto Udara Agak Condong
Tidak
menggambarkan cakrawal.
- Foto Ekstrateresterial
Digunakan dalam penelitian antariksa,
dibuat dengan roket yang diluncurkan tinggi/dengan wahana antariksa lainnya.
Contoh : Foto
bulan dan foto satelit yang dekat bumi.
· Foto udara dapat juga dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1.
Foto udara konvensional
Foto udara konvensional adalah foto udara dengan ukuran
23 cm x 23 cm, yang menggunakan spektrum cahaya tampak (pankromatik) dan
inframerah. Namun unuk keperluan tertentu terdapat juga foto ultraviolet, foto
ortokromatik dan lain sebagainya. Foto yang dicetak dapat berupa hitam-putih
dan berwarna. Foto berwarna dapat dibedakan berdasar warna aslinya (sesuai
dengan warna obyek di lapangan) dan warna semu.
2.
Foto udara small format
Foto
udara small format atau format kecil adalah foto udara yang diperoleh dengan
menggunakan kamera format kecil (35 mm hingga 70 mm) sebagai sensornya dan
pesawat udara ultra ringan atau sejenisnya sebagai wahana. Kamera yang digunakan
berupa kamera manual atau digital yang biasa digunakan oleh masyarakat umum.
Demikian film yang digunakan berupa negatif film biasa yang ada dipasaran.
Wahana yang digunakan adalah pesawat ultra ringan, trike, paralayang, atau
sejenisnya. Foto udara format kecil merupakan alternatif pengganti foto udara
konvensional yang dinilai terlalu mahal dan intensitas pemotretannya rendah.
Pemanfaatan foto udara format kecil di Indonesia telah banyak dilakukan,
berbagai studi tentang permukiman padat di perkotaan misalnya di Bandung,
Surakarta, Salatiga dan Yogyakarta, menggunakan foto udara format kecil. Foto
udara hasil pemotretan Fakultas Geografi UGM pada tahun 1996 menggunakan film
format 35 mm dengan ASA 100, skala 1:20.000.
3.
Foto udara digital
Perkembangan
teknologi fotografi memiliki pengaruh yang amat penting terhadap foto udara.
Sejak ditemukannya sistem perekaman foto secara elektronik turut mempengaruhi
pemotretan udara. Kamera digital mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
kamera kamera konvensional. Perbedaan yang nyata adalah kamera digital tidak
memerlukan film sebagai hasil pemotretan, tetapi unit penyimpanan khusus yang
dikemudian waktu dapat didownload atau diproses langsung secara digita. Untuk
tipe digital berformat besar (misal ADS40) memiliki liputan yang lebih luas
daripada foto udara konvensioanal.
Sensor digital merekam muka bumi dengan cara memindai (scanning) sedangkan kamera konvensional terputus-putus,
bagian per bagian.
Jalur Terbang : serangkaian garis sejajar pada foto untuk menggambarkan suatu daerah.
Tampalan depan
: Tampalan sepanjang jalur terbang
(daerah tampalan stereoskopik), dimana pasangan fotonya disebut pasangan foto
stereo. Besarnya tampalan
depan umumnya 55 % - 65 %. Ketinggian kamera disebut tinggi terbang.
Tampalan Depan
Foto Pada Sebuah Jalur Terbang :
Tampalan
Samping : Jalur-jalur terbang yang berdampingan,
pada umumnya besarnya tampalan samping adalah 30 % .
Kelompok Foto
: Rangkaian foto udara yang terdiri dari
dua jalur terbang atau lebih.
i
BalasHapus