Pembangunan Perkebunan di Kalsel

PENDAHULUAN
Pembangunan Sub Sektor Perkebunan Kalimantan Selatan sebagai bagian integral dari pembangunan wilayah Propinsi Kalimantan Selatan, dilaksanakannya pembangunan Sub Sektor Perkebunan untuk memperkuat kerangka dasar pondasi pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan serta meningkatkan stabilitas dan ketahanan Nasional yang sehat dan dinamis.
Pembangunan Sub Sektor Perkebunan diarahkan tidak hanya pada upaya meningkatkan produksi-produktivitas semata, tetapi lebih diupayakan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia dan kualitas kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu seluruh kegiatan pembangunan perkebunan lebih menekankan pada pembinaan dan pemberdayaan petani/masyarakat perkebunan, baik dalam kemampuan menjalankan usaha tani, pemasaran hasil, berkemampuan menerapkan teknologi dan dapat memanfaatkan seoptimal mungkin sumberdaya secara efektif, efisien dan lestari.
Kegiatan pokok usaha tani yang diprioritaskan dalam pengembangan pembangunan perkebunan adalah peremajaan, intensifikasi, diversifikasi, dan peningkatan kemampuan swadaya dan kualitas sumberdaya manusia, melalui pola kerjasama kemitraan antara masyarakat petani dan pengusaha perkebunan. Strategi pengembangan komoditas lebih diarahkan pada upaya mempertangguh basis usaha, memperkuat daya saing, dengan menekankan upaya peningkatan produktivitas, perbaikan mutu hasil, peningkatan efisiensi serta penganekaragaman produksi dan usaha dalam rangka peningkatan nilai tambah.
Kondisi Umum Wilayah
Secara geografis, Propinsi Kalimantan Selatan menempati potensi strategis dalam hubungan interseluler, didukung dengan kondisi infrastruktur transportasi yang memadai. Daerah ini mampu menjadi pusat produksi dan perdagangan sesuai dengan kondisi agroklimatnya, banyak alternatif pilihan komoditas yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
Potensi lahan yang diarahkan untuk pengembangan perkebunan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi (RTRWP) Kalimantan Selatan Perda No. 9 Tahun 2000 meliputi areal seluas 1.086.123 Ha, sementara areal efektif pertanaman perkebunan yang telah ada sampai dengan tahun 2007 baru mencapai 510.352 Ha atau 46,99 % dari luas yang dicadangkan, dengan produksi 482.026,37 ton/th, sedang untuk potensi pengembangan perkebunan 575.771 Ha (53,01%). Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan sumberdaya lahan ini adalah (1) Tingkat kesuburan tanah yang relatif rendah, (2) Pemilikan lahan petani yang relatif sempit < 0,5 Ha, (3) Status kepemilikan tanah.
Sampai dengan akhir tahun 2007, luas areal perkebunan di Kalimantan Selatan tercatat 510.352 Ha, meliputi Perkebunan Rakyat (PR) 272.418 Ha (53,38%), Perkebunan Besar Negara (PBN) 18.744 Ha (3,67%), dan Perkebunan Besar Swasta 219.190 Ha (42,95%) sedangkan produksi tahun 2007 sebesar 482.026,37 ton/th.
Berdasarkan data perkembangan luas areal dan produksi masing-masing komoditas, laju peningkatan produksi terjadi tidak saja karena areal produktif yang meningkat tetapi juga oleh karena meningkatnya produktivitas. Namun demikian data produktivitas yang telah mampu dicapai dari masing-masing komoditas pada umumnya masih dibawah angka potensialnya, perbandingan luas dan produksi beberapa komoditas perkebunan.
EKSPOR HASIL PERKEBUNAN
NO
KOMODITAS
2005
2006
2007
VOLUME
(TON)
NILAI
(1,000 US $)
VOLUME
(TON)
NILAI
(1,000 US $)
VOLUME
(TON)
NILAI
(1,000 US $)
I
Karet
1,446.98
13,916.99
49,979.57
94,138.06
50,953.18
95,544.22

- RSS
958.78
1,373.55
1,226.78
2,637.26
1,324.14
2,826.72

- SIR
10,308.33
12,388.22
48,744.19
91,494.94
49,621.20
92,717.24

- Latex
199.87
155.22
8.60
5.89
7.84
5.26
II
Kelapa Sawit





http://www.kalselprov.go.id/pembangunan/perkebunan - CPO
33,549.50
12,608.75
75,975.52
22,902.54
79,641.92
24,028.16

- Limbah Sawit
-
-
855.96
217.26
902.67
287.20
III
Pinang
-
-
18.2
7.77
17.86
7.28
Produk hasil komoditas perkebunan hampir seluruhnya masih dalam bentuk produk primer, sehingga nilai tambah dari sektor perkebunan belum didapat, nilai tambah bisa dicapai apabila dilaksanakan pengembangan industri manufacturing setempat, yang sekaligus akan memperkuat keutuhan sistem agribisnis komoditas perkebunan yang bersangkutan.
Komoditas Karet
Pengembangan komoditas karet di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat, pada akhir tahun 2007 telah mencapai areal tanam seluas 192.142 Ha, terbagi dalam tiga pola pengusahaan : (1) Perkebunan rakyat sebesar 166.069 Ha (86,43%), (2) perkebunan besar negara (PBN) sebesar 13.879 Ha (7,22%) dan (3) perkebunan besar swasta (PBS) sebesar 12.194 Ha (6,35%). Sementara produksi rata-rata karet Kalimantan Selatan sebesar 113.252,08 ton setara karet kering pertahun, yang dihasilkan dari areal pertanaman karet seluas 118.248 Ha (Tanaman Menghasilkan), dengan tingkat produktivitas tanaman rata-rata sebesar 1.082,03 Kg/ha/thn.
Harga komoditas karet berfluktuatif dan berkecenderungan semakin membaik, nilai ekspor tahun 2006 mencapai 94.138.060,00 US $, prospek permintaan produksi barang jadi karet terus meningkat, sementara pengelolaan dari barang setengah jadi ke barang jadi di Kalimantan Selatan belum berkembang.
Di Kalimantan Selatan telah berdiri 11 buah pabrik Crumb Rubber, 3 buah pabrik Skoot dan 1 buah pabrik Lateks Pekat dengan Kapasitas olah bahan baku karet setara ± 192.700 ton karet kering.
LUAS PENGEMBANGAN KARET PER KABUPATEN TAHUN 2007
NO
KABUPATEN
STATUS PENGUSAHAAN
TOTAL
PERKEBUNAN
RAKYAT
PERKEBUNAN BESAR
NEGARA
PERKEBUNAN BESAR
SWASTA
1
Tabalong
49.362
0
2.346
51.708
2
Balangan
32.708
536
0
33.244
3
Hulu Sungai Utara
751
0
0
751
4
Hulu Sungai Tengah
15.509
0
0
15.509
5
Hulu Sungai Selatan
10.803
0
0
10.803
6
Tapin
17.305
0
990
18.295
7
Tanah Laut
6.494
0
4.712
11.206
8
Kotabaru
3.386
0
0
3.386
9
Tanah Bumbu
6.789
2.352
3.304
12.445
10
Banjar
21.499
10.991
842
33.332
11
Barito Kuala
821
0
0
821
12
Banjarbaru
642
0
0
642
13
Banjarmasin
0
0
0
0

JUMLAH
166.069
13.879
12.194
192.142
PRODUKSI KARET PER KABUPATEN TAHUN 2007
NO
KABUPATEN
PRODUKSI (TON)
TOTAL
PERKEBUNAN
RAKYAT
PERKEBUNAN BESAR
NEGARA
PERKEBUNAN BESAR
SWASTA
1
Tabalong
33.001,00
0
3.229,01
36.230,01
2
Balangan
23.192,00
554,01
0
23.746,01
3
Hulu Sungai Utara
143,60
0
0
143,60
4
Hulu Sungai Tengah
6.327,11
0
0
6.327,11
5
Hulu Sungai Selatan
3.675,00
0
0
3.675,00
6
Tapin
10.871,20
0
309,90
11.181,10
7
Tanah Laut
1.353,80
0
2.174,52
3.528,32
8
Kotabaru
1.569,50
0
0
1.569,50
9
Tanah Bumbu
4.668,38
2.436,85
3.199,00
10.304,23
10
Banjar
10.959,60
5.001,00
89,30
16.049,90
11
Barito Kuala
42,28
0
0
42,28
12
Banjarbaru
455,00
0
0
455,00
13
Banjarmasin
0
0
0
0

JUMLAH
96.258
7.991,86
9.001,73
113.252,06
PABRIK KARET DI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2007
NO
NAMA PERUSAHAAN
LOKASI PABRIK/
KABUPATEN
KAPASITAS PABRIK
(TON/TH)
KAPASITAS TERPAKAI
(TON/TH)
BENTUK PRODUK
1
PT. INSAN BONAFIDE
BANJARMASIN
36.000
24.000
CR
2
PT. BALIMAS
BANJARMASIN
14.000
12.000
CR
3
PT. BATU AGUNG MULIA.
BANJARMASIN
9.000
9.000
CR
4
PT. DHARMA KAL. JAYA
H. S. Tengah
20.000
18.000
CR
5
PT. HOK TONG.
BANJARMASIN
15.000
10.000
CR
6
PT. BUMI PASAMAN
H.S. Utara
1.800
1.000
CR
7
PT. BUMI PASAMAN
H. S. Tengah
3.600
3.000
CR/RSS
8
PTPN XIII
Danau Salak
12.000
12.000
CL
9
PT. KARIAS TABING
H.S. Utara
11.000
6.000
RSS
10
PT. POLYMERS INDONESIA
BANJARMASIN
9.000
6.000
RSS
11
PTPN XII D.SALAK
BANJAR
40.000
40.000
CR
12
PTPN XIII (CRF.Tambarangan)
TAPIN
36.000
36.000
CR
13
PT. CAKUNG PERMATA. N.
TABALONG
20.000
10.000
Latek Pekat

JUMLAH

227.400
187.000

Komoditas Kelapa Sawit
Pengembangan komoditas kelapa sawit di Kalimantan Selatan relatif cukup pesat, yang pengembangannya dimulai pada tahun 1990 an sampai dengan akhir tahun 2007 telah mencapai areal tanam seluas 254.572 Ha, yang dikelola oleh pola pengusahaan Perkebunan Rakyat (PR) 46.644 Ha (18,32%), Perkebunan Besar Negara (PBN) 4.865 Ha (1,91%), Pekebunan Besar Swasta 203.063 Ha (79,77%).
Kecemburuan masyarakat di sekitar perkebunan besar teratasi dengan melaksanakan kemitraan pembangunan kebun kelapa sawit untuk masyarakat, melalui program revitalisasi perkebunan, pembinaan teknis budidaya, pengolahan hasil dan pemasaran hasil.
Ketersediaan bibit kelapa sawit di Kalimantan Selatan sangat tergantung pada sumber benih maka untuk memudahkan mendapatkan benih kelapa sawit dilakukan pola Waralaba dengan salah satu sumber benih yaitu PPKS Medan dari tahun 2003 s/d tahun 2007 sudah ada 7 penangkar yang telah berwaralaba.
Pabrik Kelapa Sawit yang ada di Kalimantan Selatan berjumlah 14 unit dengan produksi 227.400 Ton/Thn kapasitas pabrik.
Nilai tambah dari produksi kelapa sawit dapat diperoleh, bila dibangun pengembangan industri setempat yang merupakan industri lanjutan untuk mengolah CPO menjadi minyak dan derivat-derivat lainnya.
LUAS PENGEMBANGAN KELAPA SAWIT PER KABUPATEN TAHUN 2007
NO
KABUPATEN
STATUS PENGUSAHAAN
TOTAL
PERKEBUNAN
RAKYAT
PERKEBUNAN BESAR
NEGARA
PERKEBUNAN BESAR
SWASTA
1
Tabalong
815
0
6.374
7.189
2
Balangan
263
0
2.227
2.490
3
Hulu Sungai Utara
10
0
0
10
4
Hulu Sungai Selatan
1.533
0
0
1.533
5
Tapin
100
0
0
100
6
Tanah Laut
5.974
3.365
68.048
77.387
7
Kotabaru
14.943
1.500
99.595
116.038
8
Tanah Bumbu
22.058
0
26.819
48.877
9
Banjar
690
0
3.280
3.970
10
Barito Kuala
168
0
0
168
11
Banjarbaru
100
0
0
100

JUMLAH
46.654
4.865
206.343
257.862
PRODUKSI KELAPA SAWIT PER KABUPATEN TAHUN 2007
NO
KABUPATEN
PRODUKSI (TON)
WUJUD
PRODUKSI
PERKEBUNAN
RAKYAT
PERKEBUNAN BESAR
NEGARA
PERKEBUNAN BESAR
SWASTA
1
Tabalong
0
0
11.908,40
CPO


0
0
2.461,90
Inti Sawit
2
Balangan
114,10
0
4.522,90
CPO


34,79
0
958,50
Inti Sawit
3
Tanah Laut
1.625,23
0
35.190,10
CPO


491,29
0
7.850,72
Inti Sawit
4
Kotabaru
21.369,29
3.008,76
183.085,53
CPO


5.490,89
683,96
40.000,70
Inti Sawit
5
Tanah Bumbu
28.051,30
0
43.315,00
CPO


6.920,60
0
9.177,74
Inti Sawit
JUMLAH PABRIK PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (PKS) S/D TAHUN 2007
NO
NAMA PERUSAHAAN
KAPASITAS
(TON/JAM)
RATA-RATA PRODUKSI PER BULAN
CPO (TON)
IS (TON)
1
SINAR MAS GROUP (Batu Ampar)
60
5.000
1.000
2
SINAR MAS GROUP (Sei Kupang)
60
5.000
1.000
3
SINAR MAS GROUP (Senakin)
15
1.250
250
4
PT. BERSAMA SEJAHTERA SAKTI
40
2.261
406
5
PT. LANGGENG MUARA MAKMUR
60
2.877
510
6
PT. LAGUNA MANDIRI
60
4.927
713
7
PT. PARIPURNA SWAKARSA
60
3.403
466
8
PT. LADANG RUMPUN SUBUR. A
60
2.161
420
9
PT. SAJANG HEULANG
15
675
126
10
PT. GAWI MAKMUR KALIMANTAN
60
450
235
11
PT. BUANA KARYA BHAKTI
30
485
187
12
PT. ALAM RAYA KENCANA MAS
30
1.419
295
13
PT. SMART, Tbk
30
1.185
283

TOTAL
580
-
-
Komoditas Kelapa dalam
Luas areal perkebunan kelapa dalam sampai dengan akhir tahun 2007 baru mencapai 47.967 Ha, yang semuanya (100%) merupakan pola pengusahaan Perkebunan Rakyat (PR). Produksi kelapa setara kopra sebesar 30.581,46 ton/thn atau ± 214.594.170 butir kelapa segar per tahun, dengan perkiraan hasil limbah yang dapat dimanfaatkan berupa sabut kelapa ± 118.500,25 ton, tempurung kelapa ± 47.523,15 ton,dan air kelapa ± 99.123,32 ton pertahun. Seluruh limbah ini belum sepenuhnya dimanfaatkan.
Tanaman Nilam
Tanaman nilam di Kalimantan Selatan mulai dirintis pada tahun 2006 seluas 131 Ha terbagi di dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Laut 129 Ha dan kabupaten Banjar seluas 2 Ha.
Dengan sumber dana anggaran dari APBN tahun 2007, 52 ha APBD propinsi 30 Ha, swadaya 49 ha, dengan jumlah keseluruhan 131 ha dengan jumlah petani 404 tebbagi atas kabupaten Tanah laut dan Kabupaten Banjar.
Unit pengolahan Atsiri atau penyulingan Nilam hingga tahun 2008 terdapat 14 Unit dengan kapasitas antara 35 hingga 200 kg.
Untuk tahun 2008 tanaman nilam akan dikembangkan di dua kabupaten yakni kabupaten Balangan 5 ha dan kabupaten Tanah Laut 25 ha. Produksi Nila mencapai 24 ton dengan rata-rata produksi minyak 240 kg per ha dengan asumsi 100 kg daun basah sebanding dengan 1 kg minyak nilam.
Tanaman Jarak Pagar
Untuk pengembangan tanaman jarak pagar di Kalimantan Selatan telah dumulai pada tahun 2006 dengan dukungan dana APBN tahun 2007 mencapai 115 ha, sedangkan untuk dana APBD Propinsi kalsel dimulai sejak tahun 2006 dengan jumlah 6 ha dan 10 ha pada tahun 2007, sedangkan untuk tahun 2008 mencapai 100 ha.
Sebaran lokasi tanaman jarak pagar terdapat dibeberapa kabupaten antara lain kabupaten Tabalong, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Sedangkan unit pengolahan tanaman jarak pagarterdapat di kabupaten hulu sungai tengah 7 unit dan kabupaten tanah bumbu 1 unit.
Komoditas Lainnya (Kopi, Cengkeh, Kakao, Lada dll)
Areal komoditas ini relatif masih sangat kecil, menyebar pada daerah-daerah tertentu sesuai agroklimat tanaman yang bersangkutan. Sebagai komoditas alternatif yang memberikan prospek yang baik bagi upaya peningkatan pendapatan petani, penyediaan lapangan usaha/berusaha. Komoditas ini perlu sentuhan penanganan yang lebih baik dari segi pengembangan areal, peningkatan produksi, penanganan pasca panen dan promosi pemasaran.
PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
TAHUN 2006 S/D 2008
1. Program dan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2006
a. Peningkatan Kesejahteraan SDM Petani Perkebunan.
Kegiatan intensifikasi pembinaan dan penyuluhan terhadap petani, kelompok tani dan koperasi perkebunan :
- Meningkatnya pengetahuan pendampingan budidaya kelapa sawit sebanyak 750 petani.
- Meningkatnya pengetahuan petani dalam pengolahan hasil sheet karet dengan deorab 12 kelompok tani
- Meningkatnya pengetahuan petani/kelompok tani dalam agribisnis, 5 kelompok.
b. Pengembangan Agribisnis dan Peningkatan Produksi Perkebunan.
Kegiatan mempercepat revitalisasi, pertumbuhan luas dan produksi, produktifitas Perkebunan :
- Terbinanya penangkar bibit tanaman perkebunan 6 (enam) komoditas.
- Terbinanya pemanfaatan sarana produksi pupuk dan pestisida perkebunan 156.400 kg/ltr.
- Terlaksananya perluasan, rehabilitasi, peremajaan, dan intensifikasi tanaman perkebunan :
  • Peremajaan/perluasan karet      1.992 Ha
  • Pengembangan kebun entrys karet 8 Ha.
  • Pengembangan kelapa sawit      4.600 Ha.
  • Pengembangan kelapa dalam     300 Ha.
  • Pengembangan jarak pagar      6 Ha
  • Pengembangan nilam         2 Ha
  • Pengembangan kopi (swadaya)     100 Ha.
c. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Perlindungan Perkebunan.
Kegiatan intensifikasi peramalan, pengamatan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) :
- Meningkatnya peramalan organisme pengganggu tanaman (OPT), 700 Ha.
- Terbinanya kelompok pengendali OPT, target pelatihan 24 Kelompok.
- Meningkatnya pelayanan pengendalian bencana, target 2 kabupaten (6 titik rawan).
- Terbinanya pemanfaatan sarana perlindungan, target operasional 1 Laboratorium.
d.     Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Perkebunan.
Kegiatan intensifikasi pembinaan peningkatan pengolahan mutu, pemasaran dan dayasaing hasil usaha perkebunan perkebunan :
- Meningkatnya penggunaan unit pengolahan hasil (UPH) secara optimum, 200 unit.
- Meningkatnya penjualan produk hasil perkebunan, promosi 4 kali dan penetapan harga TBS 8 kali.
2. Program dan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2007
a. Peningkatan Kesejahteraan SDM Petani Perkebunan.
Kegiatan intensifikasi pembinaan dan penyuluhan terhadap petani, kelompok tani dan koperasi perkebunan :
- Meningkatnya pengetahuan penyusunan rencana definitif kebutuhan kelompok sebanyak 400 petani.
- Pelatihan teknis integrasi ternak-perkebunan bagi petani pekebun sebanyak 3 kelompok (75 orang).
- Pelatihan pengendalian kebakaran dan bencana gangguan usaha perkebunan bagi petugas sebanyak 400 orang.
- Pelatihan teknis dan pemberdayaan petani/kelompok tani jarak pagar 20 orang.
- Pelatihan teknis dan pemberdayaan petani/kelompok tani nilam sebanyak 10 orang.
b. Pengembangan Agribisnis dan Peningkatan Produksi Perkebunan.
Kegiatan mempercepat revitalisasi, pertumbuhan luas dan produksi, produktifitas Perkebunan :
- Terbinanya penangkar bibit tanaman perkebunan 6 (enam) komoditas. (karet, kelapa sawit, kelapa dalam, jarak pagar, nilam, kopi),
- Terbinanya pemanfaatan sarana produksi pupuk dan pestisida perkebunan 182.000 kg, 15.200 ltr.
- Terlaksananya perluasan, rehabilitasi, peremajaan, dan intensifikasi tanaman perkebunan :
  • Peremajaan/perluasan karet      1.500 Ha
  • Pengembangan kebun entrys karet 2 Ha.
  • Pengembangan kelapa sawit      1.800 Ha.
  • Pengembangan kelapa dalam     500 Ha.
  • Pengembangan jarak pagar      10 Ha
  • Pengembangan nilam         20 Ha
  • Pengembangan kopi (swadaya)     100 Ha.
c. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Perlindungan Perkebunan.
Kegiatan intensifikasi peramalan, pengamatan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) :
- Meningkatnya peramalan organisme pengganggu tanaman (OPT), 700 Ha.
- Terbinanya kelompok pengendali OPT, target pelatihan 24 Kelompok.
- Meningkatnya pelayanan pengendalian bencana, target 2 kabupaten (6 titik rawan).
- Terbinanya pemanfaatan sarana perlindungan, target operasional 1 Laboratorium.
d.     Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Perkebunan.
Kegiatan intensifikasi pembinaan peningkatan pengolahan mutu, pemasaran dan dayasaing hasil usaha perkebunan perkebunan :
- Meningkatnya penggunaan unit pengolahan hasil (UPH) secara optimum, 200 unit.
- Meningkatnya penjualan produk hasil perkebunan, promosi 4 kali dan penetapan harga TBS 8 kali.
3. Program dan Kegiatan Pembangunan Perkebunan Tahun 2008
a. Peningkatan Kesejahteraan SDM Petani Perkebunan.
Kegiatan intensifikasi pembinaan dan penyuluhan terhadap petani, kelompok tani dan koperasi perkebunan :
- Meningkatnya pengetahuan penyusunan rencana definitif kebutuhan kelompok sebanyak 400 petani.
- Pelatihan teknis integrasi ternak-perkebunan bagi petani pekebun sebanyak 3 kelompok (75 orang).
- Pelatihan pengendalian kebakaran dan bencana gangguan usaha perkebunan bagi petugas sebanyak 400 orang.
- Pelatihan teknis dan pemberdayaan petani/kelompok tani jarak pagar 20 orang.
- Pelatihan teknis dan pemberdayaan petani/kelompok tani nilam sebanyak 10 orang.
b. Pengembangan Agribisnis dan Peningkatan Produksi Perkebunan.
Kegiatan mempercepat revitalisasi, pertumbuhan luas dan produksi, produktifitas Perkebunan :
- Terbinanya penangkar bibit tanaman perkebunan 6 (enam) komoditas. (karet, kelapa sawit, kelapa dalam, jarak pagar, nilam, kopi),
- Terbinanya pemanfaatan sarana produksi pupuk dan pestisida perkebunan 182.000 kg, 15.200 ltr.
- Terlaksananya perluasan, rehabilitasi, peremajaan, dan intensifikasi tanaman perkebunan :
  • Peremajaan/perluasan karet      2.450 Ha
  • Pengembangan kebun entrys karet 5 Ha.
  • Pengembangan kelapa sawit      2.000 Ha.
  • Pengembangan kelapa dalam     575 Ha.
  • Pengembangan jarak pagar      100 Ha
  • Pengembangan nilam         30 Ha
  • Pemeliharaan kebun produksi Kelapa Sawit Tungkap 80 Ha
c. Peningkatan Ketahanan Pangan dan Perlindungan Perkebunan.
Kegiatan intensifikasi peramalan, pengamatan, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) :
- Meningkatnya peramalan organisme pengganggu tanaman (OPT), 700 Ha.
- Terbinanya kelompok pengendali OPT, target pelatihan 24 Kelompok.
- Meningkatnya pelayanan pengendalian bencana, target 2 kabupaten (6 titik rawan).
- Terbinanya pemanfaatan sarana perlindungan, target operasional 1 Laboratorium.
- Operasional Pengawasan Produksi CPO/SP-3 14 PKS.
d.     Peningkatan Mutu dan Pemasaran Hasil Perkebunan.
Kegiatan intensifikasi pembinaan peningkatan pengolahan mutu, pemasaran dan dayasaing hasil usaha perkebunan perkebunan :
- Meningkatnya penggunaan unit pengolahan hasil (UPH) secara optimum, 200 unit.
- Meningkatnya penjualan produk hasil perkebunan, promosi 4 kali dan penetapan harga TBS 8 kali.
- Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Perkebunan 825 KK Petani.

http://www.kalselprov.go.id/pembangunan/perkebunan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Sapaan dalam Bahasa Banjar

Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Bahasa Banjar