Pembangunan Infrastruktur Kalimantan Selatan

Salah satu kunci terciptanya pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai. Infrastruktur yang memadai akan mendorong investasi dan produksi. sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya menciptakan lapangan kerja serta menurunkan angka kemiskinan. 

PEMBANGUNAN BIDANG BINA MARGA

Image
JEMBATAN RUMPIANG
Bila sebelumnya warga Kabupaten Barito Kuala (Batola) harus rela antri untuk masuk kapal ferri penyebarangan Sungai Barito guna menuju Kota Banjarmasin, lantaran belum tersedianya jembatan penyeberangan permanen, namun kini warga setempat sudah mampu tersenyum lantaran sudah tersedianya jembatan Rumpiang. Dari sebuah kesulitan menjadi sebuah kemudahan setelah terwujudnya impian masyarakat memiliki jembatan penyebarangan di kawasan tersebut.



 
Kepala Dinas Kimpraswil Kalsel, M Arsyadi, mengungkapkan Kehadiran jembatan yang menelan dana pembangunan Rp170 miliar sepanjang 754 meter itu, bukan hanya memudahkan transportasi antara kedua wilayah Batola-Banjarmasin serta wilayah lainnya, tetapi bisa jadi sebagai tonggak awal perkembangan ekonomi dan kemajuan wilayah Batola, karena berbagai produk ekonomi bakal mudah dipasarkan serta akan memancing investasi di wilayah Batola, tambahnya. 
 
Selain itu, juga dibangunnya jaringan jalan antara wilayah kecamatan yang satu dengan kecamatan yang lain serta antara ibukota kabupaten ke daerah lainnya di kawasan tersebut.
Bukan hanya jembatan Rumpiang yang dipersembahkan Kimpraswil Kalsel dalam upaya mewujudkan keinginan masyarakat Kalsel dibidang transportasi, tetapi juga kini hampir merampungkan pembangunan proyek Jembatan RK Ilir Banjarmasin. Kehadiran Jembatan RK Ilir terletak di dalam kota dan tentunya akan merubah kota ini ke arah yang lebih teratur dan indah karena jembatan ini menghubungkan Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Tengah.

Image
JEMBATAN RK ILIR BANJARMASIN

Jembatan ini menurut pemerintah merupakan jembatan strategis nasional walaupun tidak terletak pada jalan nasional. Jembatan ini telah dikerjakan sejak 2002, didanai melalui APBD dan APBN, dan menelan dana ratusan miliar rupiah, adapun diameternya mencapai 190 meter dan lebar 18 meter, memakai gelagar baja komposit kelas A.

Kehadiran jembatan ini akan sangat bermanfaat terutama guna memecah kemacetan dalam kota, lantaran selama ini kawasan pekauman, RK Ilir, Kelayan untuk menuju dalam kota hanya bisa lewat Jalan kelayan Luar yang sempit, akibatnya selalu terjadi kosentrasi pemakaian lalu lintas disana, dan dampaknya bisa dirasakan kemacetan luar biasa (traffict jams) setiap hari.
Guna memudahkan warga Banjarmasin serta warga Kalsel lainnya pihak Kimpraswil Kalsel kinipun sedang berusaha mewujudkan jaringan jalan bagaikan sarang laba-laba di wilayah Kota Banjarmasin dan sekitarnya.

Image
JEMBATAN MARTAPURA 3
Guna mewujudkan kenyamanan dalam transportasi, dibuat jalan alternatif bagi masyarakat Kalimantan Selatan telah dibuatkan jalan Lingkar Selatan serta lingkar dalam yaitu dari Bundaran Kayu Tangi Banjarmasin hingga perempatan jalan Gatot Subroto dan rencananya terus dilanjutkan kearah jalan Lingkar Selatan. Jaringan jalan lain yang masih terus dibenahi adalah Jalan Lingkar Utara yang sebagian besar juga sudah rampung tinggal beberapa kilometer saja lagi.


JEMBATAN LAINNYA
Prasarana lain yang berhasil dikerjakan Pihak kantor Dinas Kimpraswil Kalsel adalah merampungkan penyelasaian peningkatan pembangunan beberapa buah jembatan yang tersebar di seluruh Kabupaten/kota dan termasuk proyek yang dimulai tahun 2006 lalu.

Image

Seperti penuturan Kepala Sub Dinas Pengembangan Transportasi, Dinas Kimpraswil Kalsel, Ir Martinus kepada pers di Banjarmasin. Jembatan tersebut sangat vital baik untuk trasportasi angkutan penunpang, maupun angkutan barang.

Jembatan-jembatan tersebut adalah peningkatan Jembatan sungai Wayau sepanjang 60 meter, jembatan sungai Tabalong Kiwa atau di desa Mahe sepanjang 80 meter, serta jembatan Sungai Suput 20 meter, yang kesemuanya berada di wilayah Kabupaten Tabalong yang merupakan wilayah paling Utara Propinsi Kalsel. Jembatan Sei Tandui sepanjang 50 Meter, Sei Garis 25 Meter, Sei Tatas 20 Meter dan jembatan Sei Rambai sepanjang 20 meter berada di Kapuaten Tapin.
Pembangunan jembatan Tatah Laban 20 meter di Kabupaten Hulu Sungai Utara jembatan Sei Paring, sepanjang 20 meter dan Sei Lok Binuang Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Jembatan Gambut sepanjang 12 Meter, di Kabupaten Banjar serta Jembatan Takisung sepanjang 60 Meter di Kabupaten Tanah Laut. Sementara pekerjaan peningkatan jembatan gantung di bilangan Sungai Lulut Kabupaten Banjar yang wilayahnya berdekatan dengan Kota Banjarmasin juga berhasil dirampung dengan panjang 120 meter.
Image
 JEMBATAN SUNGAI LEMBU PAGATAN
 
Jembatan tipe pile slab pada ruas Jalan Sebamban Pagatan sepanjang 350 meter di Kabupaten Tanah Bumbu, juga telah dibangun oleh Pemerintah Propinsi dalam rangka penanggulangan putusnya ruas jalan yang diakibatkan bencana alam banjir pada 26 Januari 2006 lalu, ruas jalan ini menghubungkan kabupaten Tanah Bumbu dengan
 

PEMBANGUNAN BIDANG SUMBER DAYA AIR

Image
BENDUNG DI BATANG ALAI
Berdasarkan penjelasan dari Ir. Sarudji Ismail Kasubdin Bina Pengembangan Prasarana Pengairan bahwa kegiatan lain yang dilaksanakan Dinas Kimpraswil adalah penyelesaian pembangunan Bendung dan Saluran DI. Batang Alai yang terletak terletak di desa Labuan Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, direncanakan mampu mengairi areal 5.598 ha, yang mencakup areal 2.195 di sebelah kanan dan areal 3.397 di sebelah kiri Sungai Batang Alai. Pembangunan bendung dimulai pada TA 2003, dan hingga TA 2007 sudah dapat menyelesaikan bendung, saluran primer, bangunan dan saluran sekunder. Pembangunan DI Batang Alai didanai dari APBN dan pembebasan lahan dilakukan oleh Pemkab HST, hingga akhir pada TA 2008 akan menyerap dana Rp. 128.706.177.000,-.

Bukan hanya itu saat ini pembangunan bendung dan saluran DI. Amandit yang terletak di desa Malutu Kecamatan Padang Batung Kabupaten Hulu Sungai Selatan juga memasuki tahap penyelesaian. Di Amandit direncanakan mampu mengairi areal 5.472 ha, sumber air berasal dari Sungai Amandit, mampu mengairi areal kiri dan kanan yang meliputi kecamatan Padang Batung, Simpur, Sungai Raya, Kandangan dan Angkinang Pembangunan konstruksi Bendung dan Jaringan D.I Amandit dibiayai oleh Loan JBIC (IP 505) dengan total Rp. 128 M dan dana APBN sebesar ± Rp. 30 M.

Kegiatan SDA lain yang terus dikerjakan adalah pembangunan Bendung dan Saluran DI. Pitap di Kabupaten Balangan, yang akan mengairi areal persawahan seluas 4.000 Ha

Pembangunan bendung dan saluran ini bukan saja berfungsi sebagai prasarana pengairan agar areal persawahan mampu ditanami dua kali dalam satu tahun tetapi juga diharapkan mampu meningkatkan produksi padi perhektar yang semula hanya 3 Ton/Ha menjadi 5–6 Ton/Ha, disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah tersedianya sumber air yang mencukupi kebutuhan masyarakat dengan mengoptimalkan tata air yang baik, baik untuk kebutuhan rumah tangga serta pemanfaatan air lainnya.

Image
BENDUNG DI. PITAP
Dalam rangka penyediaan air baku untuk Kota Banjarmasin (PDAM Bandarmasih), Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga memberikan bantuan dalam penyediaan dan pemasangan prasarana air baku baik melalui dana APBN maupun APBD







PEMBANGUNAN BIDANG KECIPTAKARYAAN

Image
Anggun, megah dan representatif rencana kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru
 
Sementara di bidang keciptakaryaan, Kimpraswil Kalsel kini sedang persiapan pekerjaan pembangunan pemindahan Kantor Gubernur Kalsel, dari Kota Banjarmasin ke Kota Banjarbaru, sekitar 40 kilometer Utara Banjarmasin. Kepala Sub Dinas Bina Pengembangan Permukiman (Cipta Karya) Kimpraswil Kalsel, Ir. Arviyani Mukeri ketika dihubungi mengakui instansinya dipercayakan mengelola pekerjaan persiapan pemindahan Kantor Gubernur Kalsel tersebut. “Bukan hanya Kantor Gubernur Kalsel yang bakal di bangun di lokasi baru, kawasan Cempaka Banjarbaru itu, tetapi juga seluruh kantor dinas, badan, dan instansi jajaran Pemprov Kalsel, pada lahan di lokasi baru yang luasnya sekitar 500 hektare dalam upaya pembangunan pusat kantor Pemprov Kalsel. Sementara berdasarkan hasil kerja konsultan yang dipercayakan membuat perencanaan pusat pemerintahan tersebut, bentuk dan konstruksi bangunan Kantor Gubernur Kalsel bernuansa Banjar dengan jenis Bubungan Tinggi, dimana kantor itu bentuknya panggung sehingga di bawahnya bisa digunakan sebagai lapangan parkir.

Image
Rencana Kantor Gubernur/Sekretariat Prov. Kalsel di Banjarbaru
Kegiatan keciptakaryaan lainnya melalui APBD I adalah melaksanakan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana air bersih di perdesaan khususnya bagi masyarakat yang tinggal dipegunungan meratus berupa pembuatan bangunan Penangkap Mata Air (PMA) dilengkapi dengan jaringan perpipaan dan Hidran Umum (HU). Selain itu juga melakukan pekerjaan rehabilitasi/perbaikan jalan lingkungan berupa pengaspalan bagi komplek perumahan.




Melalui dana APBN, bidang keciptakaryaan yang ditangani adalah membantu pihak pemerintah kab./kota dalam upaya meningkatkan pelayanan di bidang air minum dalam upaya peningkatan cakupan pelayanan air minum. Bantuan yang diberikan berupa pembuatan instalasi pengolahan air (IPA) bagi ibukota kecamatan (IKK) yang belum mempunyai sistem penyediaan air minum, perluasan jaringan pipa dan pengadaan Hidran Umum (HU). Serta bagi kota-kota yang memperluas jangkauan pelayanan air minum bagi masyarakat yang nyatanya masih banyak belum menikmati pelayanan air minum yang memenuhi syarat.

Image
Bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Di bidang penyehatan lingkungan permukiman (air limbah, persampahan, drainase) berupaya memenuhi pelayanan air limbah dengan sistem air limbah terpusat di Kota Banjarmasin serta penanganan Sanitasi Berbasis Masyarakat (SANIMAS) serta kegiatan bantuan teknis pengelolaan sampah melalui 3R (reduce, reuse, recycle).




Di bidang penataan bangunan dan lingkungan lebih memprioritaskan penanganan kawasan kumuh perkotaan (P2KP) dan kumuh kawasan nelayan melalui perbaikan jalan lingkungan dan jalan setapak dan upaya peningkatan usaha ekonomi lokal melalui proses pemberdayaan masyarakat.

Image
Peningkatan Jalan di Desa Agropolitan
Dalam upaya kegiatan pengembangan kawasan permukiman diperkotaan dan diperdesaan dilakukan perbaikan jalan lingkungan dikomplek perumahan, sedangkan diperdesaan berupa peningkatan jalan poros kawasan untuk memperlancar mobilisasi di Desa Pusat Petumbuhan (DPP) pada Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D). Penyediaan prasarana dan sarana agropolitan, telah dilaksanakan pembuatan jalan akses dan pembuatan Los Pasar, yang diutamakan untuk meningkatkan perekonomian di kawasan agropolitan.

sumber :: http://www.kalselprov.go.id/pembangunan/pembangunan-infrastruktur-kalimantan-selatan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Sapaan dalam Bahasa Banjar

Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Bahasa Banjar