Pembangunan Bidang Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2005 s/d 2007 di Propinsi Kalimantan Selatan
1. Perkembangan Industri
Perkembangan industri di Provinsi Kalimantan Selatan hingga akhir tahun 2006 mencapai 39.455 unit usaha atau naik sebanyak 6,00% dari 37.222 unit usaha pada tahun 2005 dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 93.771 orang atau naik sebanyak 8,00% dari 86.825 orang pada tahun 2005, nilai investasi mencapai sebesar Rp. 143,383 milyar. Nilai produksi mencapai Rp. 590,157 milyar dengan nilai bahan baku mencpai Rp. 331,093 milyar dan nilai tambah mencapai Rp. 259,082 milyar atau naik sebesar 6,21% dari nilai tambah sebesar Rp. 243,938 milyar pada tahun 2005.
Sedangkan
perkembangan industri di Provinsi Kalimantan Selatan hingga akhir
Oktober tahun 2007 mencapai 41.230 unit usaha atau naik sebanyak 4,50%
dari unit 39.455 unit usaha pada tahun 2006 dengan penyerapan tenaga
karja sebanyak 99.397 orang atau naik sebanyak 6,00% dari 93.771 orang
pada tahun 2006, nilai investasi mencapai sebesar Rp. 146,967.986 milyar
atau naik 2,50% dari tahun 2006 yaitu Rp. 143.383.401, nilai produksi
mencapai Rp. 601.978.744,-atau naik 2,00% dari tahun 2006 yaitu
590.175.239,-milyar denga nilai bahan baku mencapai
Rp.336.390.288,-milyar atau naik 1,60% dari tahun 2006 yaitu
Rp.331.092.803,-dan nilai tambah mencapai Rp. 265.588.456,-milyar atau
naik sebesar 2,45% dari nilai tambah sebesar Rp. 259.082.436,-milyar
pada tahun 2006, sebagaimana tabel di bawah ini.
2. Perkembangan Perdagangan
Perdaganagan dalam negeri
Perkembangan sektor perdagangan bila dilihat dari jumlah pemegang Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kalimantan Selatan secara kumulatif sampai dengan Agustus tahun 2007 sebanyak 27.227 buah Pedagang Kecil (PK) atau naik sebesar 11,57% dari 24.400 buah tahun 2005, Pedagang Menengah (PM) sebanyak 7.927 buah atau naik sebesar 9,54% dari 7.236 buah pada tahun 2006, kemudian Padagang Besar juga mengalami pertambahan menjadi 1.950 buah atau naik sebesar 10,41% dari 1.766 buah pada tahun 2006. Bila dilihat dari pertambahan ketiga jenis usaha tersebut Pedagang Kecil mengalami kenaikan paling banyak yaitu sebesar 2.824 buah sedang bila dilihat dari prosentasi pertambahan Pedaganga Kecil (PK) tetap mengalami kenaikan paling banyak yaitu sebesar 11,57%. Sedangkan bila dilihat dari jumlah keseluruhan jenis usaha tersebut sampai dengan tahun 2007 sebanyak 37.101 buah atau naik sebesar 11,07% dari 33.402 buah pada tahun 2006.
*) Sampai bulan Agustus 2007
Berdasarkan UU No 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara RI Tahun 1982 No.7, Tambahan Lembaran Negara RI No.3214) setiap perusahaan yang beroperasi dalam wilayah Hukum Negara Kesatuan RI, diwajibkan mendaftarkan usahanya pada kantor-kantor Pendaftaran Perusahaan c.q Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota.
Pendaftaran Perusahaan telah dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan UU No.3 tahun1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (WDP). Adalah perundang-undangan yang mengatur tentang Kewajiban Pendaftaran Perusahaan :
*) Sampai bulan Agustus 2007
Perkembangan Inflasi
Angka inflasi yang merupakan salah satu terkendalinya tolok ukur harga terutama bahan kebutuhan pokok dan stabilitas perekonomian selama periode 2000-2004, juga menunjukan angka laju inflasi yang relatif rendah yakni dibawah 2 (dua) digit.
Laju inflasi tertinggi terjadi di Banjarmasin pada bulan Agustus 2007 secara komulatif yaitu 0,27%, sedangkan tingkat nasional pada bulan Agustus sebesar 0,75%, berarti masih dibawah tingkat Nasional. Deflasi di Banjarmasin bulan April 2007 sebesar (0,28%), sedangkan Nasional mengalami inflasi 13,00%. Kota Banjarmasin 2007 ada 3 bulan yang mengalami deflasi yaitu pada bulan April 2007 sebesar (0,28%), Mei 2007 sebesar (0,18%) dan Agustus sebesar (0,27%), sedang diluar dari bulan tersebut mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi dibulan Januari 2007 sebesar 1,47% dan Agustus 2007 sebesar 1,93%.
Enam Kota di kawasan Kalimantan semuanya mengalami inflasi di bulan Agustus 2007 yaitu:
a. Pengawasan barang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
1. Pengawasan Tepung Terigu.
2. Pengawasan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
3. Pengawasan Garam Meja (beryodium).
4. Pengawasan makanan dan minuman.
5. Pengawasan obat nyamuk terutama jenis sprey.
b. Pengawasan barang elektronik bergaransi dan menggunakan petunjuk manual dalam bahasa Indonesia.
Pengawasan Barang Beredar yang dananya bersumber dari APBD dilak-sanakan di Kabupaten dan Kota se Kalimantan Selatan dengan materi pengawasan.
1. Barang kadaluarsa.
2. Pengawasan bahan berbahaya pada pangan
3. Pasar murah di Kecamatan.
Perkembangan Ekspor Non Migas
Ekspor yang merupakan sumber penerimaan devisa negara dalam pembiayaan pembangunaan selama tahun 2005, khususnya daerah Kalimantan Selatan, mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan, karena pada tahun tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 26,24% yaitu dari US $.1,64 juta dalam tahun 2004 menjadi US $.2,01 juta tahun dalam tahun 2005.
Realisasi ekspor nonmigas Kalimanatan Selatan untuk tahun 2006 sebesar US $.2.608.537.587,89 jika dibandingkan pada tahun 2005 US $. 2.078.302.520,04 berarti mengalami kenaikan sebesar 25,51%.
Perkembangan lebih lanjut peningkatan nilai ekspor tahun 2006 dibanding dengan tahun 2005 secara singkat dapat disampaikan sebagai berikut:
1) Kelompok Produk Karet Alam
Kelompok ini mengalami kenaikan yang sangat tajam 576,43% dari US $.13.916.993,35 menjadi US $. 94.138.058,29 kenaikan ini disebabkan harga karet yang mulai naik
2) Kelompok Produk Kayu
Perkembangannya turun 13,77% dari US $.329.222.178,24 kelompok produk kayu selama ini juga merupakan komoditi yang dominan memberikan kontribusi pene-rimaan devisa, namun akhir-akhir ini mengalami penurunan realisasi nilai ekspornya, hal ini disebabkan semakin sulitnya memperoleh bahan baku kayu, dimana industri kayu di Kalimantan Selatan membutuhkan bahan baku kurang lebih ± 2-3 juta m³/tahun sedangkan jatah tebang yang diberikan oleh pemerintah hanya ± 53.000 m³/tahun.
3) Kelompok Produk Rotan
Kelompok produk ini mengalami penurunan 9,52% dari US $. 9.871.482,94 menjadi US $. 8.931.395,31. Kenaikan ini disebabkan permintaan mengalami kenaikan.
4) Kelompok Produk Perikanan
Kelompok Produk ini naik 80,91% dari US $.6.481.669,13 menjadi US $.11.725.911,02. Kenaikan ini disebabkan produk udang beku sebagai primadona pada kelompok ini ekspornya mengalami kenaikan.
5) Kelompok Produk Tambang
Pada kelompok produk ini mengalami kenaikan sebesar 4,76% dari US $.1.624.041.695,12 menjadi US $.1.701.335.943,18. Kenaikan ini disebabkan banyaknya permintaan, komoditi yang paling dominan sebagai sumber penerimaan devisa ekspor Kalimantan Selatan dewasa ini adalah batu bara, biji besi dan lain-lain yang berarti bahwa ekspor Kalimantan Selatan lebih banyak mengandalkan eksploitasi kekayaan alam yang sangat membutuhkan kelestarian dan perlu mendapat perhatian khusus.
6) Kelompok Produk Lainnya
Kelompok ini mengalami kenaikan sebesar 438,48% dari US $.94.373.801,34 menjadi US $.508.184.101,85. Adanya kenaikan ini disebabkan oleh naiknya produk CPO dan re ekspor alat-alat berat untuk angkutan batu bara.
Dalam tahun 2007, nilai ekspor nonmigas ditargetkan naik 10% dibanding dengan perolehan tahun 2006. Hingga Januari-September 2007 nilai ekspor nonmigas yang di peroleh sebesar US $.160.337.264,64. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2006 dengan nilai US $.1.990.708.000,95 berarti baru tercapai 8,52%, namun kita yakin jika tidak ada peristiwa yang menimbulkan guncangan ekonomi maka sisa 3 bulan kedepan target ekspor sebesar 10% tersebut akan tercapai.
Perlambatan pencapaian target tersebut disebabkan menurunnya ekspor produk lainnya berupa re ekspor alat-alat berat sasaran angkutan batu bara. Suatu hal yang menggembirakan pada ekspor produk kayu, ditengah-tengah kurangnya bahan baku nilai ekspornya justru meningkat 110,93% peningkatan yang tajam ini adalah keberhasilan adanya diversifikasi produk playwood berupa polyster playwood, sebagaimana tabel di bawah ini:
3. Pembinaan Indistri dan Perdagangan
Pembinaan terhadap perusahaan industri, khususnya Industri Kecil Menengah (IKM) terus dilaksanakan, baik mulai pembinaan manajemen maupun pembinaan langsung melalui pelatiha-pelatihan dan magang yang dilaksanakan melalui Pusat Pelatihan dan Pendidikan Industri Kecil dan Rumah Tangga (Puslatdik IKRT) di Negara (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) selama kurun waktu 2001-2006 telah dilaksanakan sebagai jenis pelatihan yang mengikut sertakan para IKM dari seluruh Kabupaten/Kota Se Kalimantan Selatan.
Pusat Pelatihan dan Pendidikan IKRT Negara (Kabupaten Hulu Sunagi Selatan) telah berhasil memproduksi dan atau merekayasa Alsintan (alat mesin pertanian) yang sangat bermamfaat untuk kemajuan pembangunan pertanian di Kalimantan Selatan, antara lain memproduksi atau merekayasa Alat Mesin Bajak Sawah Berair (Hydrotiller); Alat Pemotong Padi; Alat Pengering Ikan/ Kerupuk/Dendeng; Pompa Axial; Alat Pemipit Jagung; Alat Pengupas Kacang Tanah, Mini Rice Mill; Alat Perajang Sing-kong/Pisang, yang kesemuanya dikerjakan oleh tenaga-tenaga terlatih dari Puslatdik IKRT Negara.
Pembinaan industri kecil dan menengah khususnya meubel kayu dan furniture rotan, dilaksanakan oleh workshop and showroom meubel kayu dan rutan Amuntai melalui pelatihan-pelatihan dan magang kesentra meubel kayu di Pesuruan Jawa Timur sehingga menambah pengetahuan dan wawasan baik mutu dan desain bagi pengusaha industri kecil meubel kayu yang nantinya diharapkan dapat bersaing. Sedangkan bagi UKM pangan dan kerajinan melalui kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Daya Saing Produk Industri Kecil dan Menengah, kegiatan pembinaan yang dilaksanakan berupa bantuan peralatan dan bimbingan teknis, baik mutu produk, kemasan maupun proses produksi yang mengunakan peralatan mekanik sehingga diharapkan kualitas barang yang dihasilkan menjadi lebih baik dan dapat bersaing dipasaran.
Selain di bidang industri, di bidang perdagangan dalam rangka upaya peningkatan ekspor non migas, Pusat Pelatihan Promosi Ekspor Daerah (P3ED) sebagai sarana/ wahana pendidikan dan pelatihan para UKM, calon eksportir dan eksportir baik yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, maupun Kalimantan Timur juga melakukan pembinaan kepada dunia usaha khususnya UKM yang mempunyai produk potensial untuk diekspor, melalui kegiatan pelatihan-pelatihan tentang prosedur ekspor, sehingga diharapkan kepada para UKM, calon eksportir dan eksportir akan menjadi eksportir yang handal dibidangnya.
Kegiatan P3ED ini merupakan hasil kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan dengan Badan Pengembangan Ekspor Nasional BPEN Departemen Perdagangan dan JICA.
4. Perkembangan UPT Kemetrologian
Sebagai salah satu UPTD dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Kemetrologian telah menjalankan fungsinya dengan baik, yaitu dilakukan kegiatan:
http://www.kalselprov.go.id/pembangunan/pembangunan-bidang-perindustrian-dan-perdagangan-tahun-2005-sd-2007-di-propinsi-kalimantan-selatan
Perkembangan industri di Provinsi Kalimantan Selatan hingga akhir tahun 2006 mencapai 39.455 unit usaha atau naik sebanyak 6,00% dari 37.222 unit usaha pada tahun 2005 dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 93.771 orang atau naik sebanyak 8,00% dari 86.825 orang pada tahun 2005, nilai investasi mencapai sebesar Rp. 143,383 milyar. Nilai produksi mencapai Rp. 590,157 milyar dengan nilai bahan baku mencpai Rp. 331,093 milyar dan nilai tambah mencapai Rp. 259,082 milyar atau naik sebesar 6,21% dari nilai tambah sebesar Rp. 243,938 milyar pada tahun 2005.
LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI TAHUN 2005-2006
No.
|
URAIAN
|
s.d TAHUN
|
PERTAMBANGAN
|
%
| |
2005
|
2006
| ||||
1
| Unit Usaha |
37.222
|
39.455
|
2.233
|
6,00
|
2
| Tenaga Kerja |
86.825
|
93.771
|
6.946
|
8,00
|
3
| Nilai Investasi |
137.868.655
|
143.383.401
|
5.514.746
|
4,00
|
4
| Nilai Produksi |
560.470.312
|
590.175.239
|
29.704.927
|
5,30
|
5
| Nilai Bahan Baku |
316.532.316
|
311.092.803
|
14.560.487
|
4,60
|
6
| Nilai Tambah |
243.937.996
|
259.082.436
|
15.144.440
|
6,21
|
LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI TAHUN 2006-2007
No.
|
URAIAN
|
s.d TAHUN
|
PERTAMBANGAN
|
%
| |
2006
|
2007
| ||||
1
| Unit Usaha |
39.455
|
41.230
|
1.775
|
4,50
|
2
| Tenaga Kerja |
93.771
|
99.397
|
5.626
|
6,00
|
3
| Nilai Investasi |
143.383.401
|
146.967.986
|
3.584.585
|
2,50
|
4
| Nilai Produksi |
590.157.239
|
601.978.744
|
11.803.505
|
2,00
|
5
| Nilai Bahan Baku |
331.092.803
|
336.390.288
|
5.297.485
|
1,60
|
6
| Nilai Tambah |
259.082.436
|
265.588.456
|
6.506.020
|
2,45
|
Perdaganagan dalam negeri
Perkembangan sektor perdagangan bila dilihat dari jumlah pemegang Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) di Kalimantan Selatan secara kumulatif sampai dengan Agustus tahun 2007 sebanyak 27.227 buah Pedagang Kecil (PK) atau naik sebesar 11,57% dari 24.400 buah tahun 2005, Pedagang Menengah (PM) sebanyak 7.927 buah atau naik sebesar 9,54% dari 7.236 buah pada tahun 2006, kemudian Padagang Besar juga mengalami pertambahan menjadi 1.950 buah atau naik sebesar 10,41% dari 1.766 buah pada tahun 2006. Bila dilihat dari pertambahan ketiga jenis usaha tersebut Pedagang Kecil mengalami kenaikan paling banyak yaitu sebesar 2.824 buah sedang bila dilihat dari prosentasi pertambahan Pedaganga Kecil (PK) tetap mengalami kenaikan paling banyak yaitu sebesar 11,57%. Sedangkan bila dilihat dari jumlah keseluruhan jenis usaha tersebut sampai dengan tahun 2007 sebanyak 37.101 buah atau naik sebesar 11,07% dari 33.402 buah pada tahun 2006.
PERKEMBANGAN JENIS USAHA BERDASARKAN PEMEGANG SIUPTAHUN 2005-2006
No.
|
JENIS GOLONGAN SIUP
|
s.d TAHUN
|
PERTAMBAHAN
|
%
| |
2005
|
2006
| ||||
1
| Pedagang Kecil (PK) |
21.493
|
24.400
|
2.907
|
13,53
|
2
| Pedagang Menengah (PM) |
6.303
|
7.236
|
933
|
14,80
|
3
| Pedagang Besar (PB) |
1.464
|
1.766
|
302
|
20,63
|
JUMLAH
|
29.260
|
33.402
|
4.142
|
14,16
|
PERKEMBANGAN JENIS USAHA BERDASARKAN PEMEGANG SIUP
TAHUN 2006-2007
TAHUN 2006-2007
No.
|
JENIS GOLONGAN SIUP
|
s.d TAHUN
|
PERTAMBAHAN
|
%
| |
2006
|
2007
| ||||
1
| Pedagang Kecil (PK) |
24.400
|
27.224
|
2.824
|
11,57
|
2
| Pedagang Menengah (PM) |
7.236
|
7.927
|
691
|
9,54
|
3
| Pedagang Besar (PB) |
1.766
|
1.950
|
184
|
10,41
|
JUMLAH
|
33.402
|
37.101
|
3.699
|
11,07
|
Berdasarkan UU No 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (Lembaran Negara RI Tahun 1982 No.7, Tambahan Lembaran Negara RI No.3214) setiap perusahaan yang beroperasi dalam wilayah Hukum Negara Kesatuan RI, diwajibkan mendaftarkan usahanya pada kantor-kantor Pendaftaran Perusahaan c.q Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota.
Pendaftaran Perusahaan telah dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten/Kota berdasarkan ketentuan UU No.3 tahun1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan (WDP). Adalah perundang-undangan yang mengatur tentang Kewajiban Pendaftaran Perusahaan :
- Pelayanan Penerbitan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dilaksanakan di Kabupaten/Kota.
- Pemantuan dan Pelaporan pekerbangan penerbitan TDP setiap bulan.
- Pengolahan dan penyajian data/informasi.
PERKEMBANGAN JENIS PERUSAHAAN BERDASARKAN PEMEGANG TDP
TAHUN 2005-2006
TAHUN 2005-2006
No.
|
JENIS PERUSAHAAN
|
s.d TAHUN
|
PERTAMBAHAN
|
%
| |
2005
|
2006
| ||||
1
| Perseroan Terbatas (PT) |
3.190
|
3.690
|
500
|
15,67
|
2
| Persekutuan Komanditer (PK) |
8.500
|
9.999
|
1.499
|
17,64
|
3
| Firma (Fa) |
36
|
36
|
-
|
-
|
4
| Koperasi (Kop) |
1.128
|
1.213
|
85
|
7,54
|
5
| Perorangan (PO) |
22.837
|
24.484
|
1.647
|
7,21
|
6
| Badan Usaha Lainnya (BUL) |
267
|
288
|
21
|
7,87
|
JUMLAH
|
35.958
|
39.710
|
3.752
|
10,43
|
PERKEMBANGAN JENIS PERUSAHAAN BERDASARKAN PEMEGANG TDP
TAHUN 2006-2007
TAHUN 2006-2007
No.
|
JENIS PERUSAHAAN
|
s.d TAHUN
|
PERTAMBAHAN
|
%
| |
2006
|
2007
| ||||
1
| Perseroan Terbatas (PT) |
3.690
|
4.051
|
361
|
9,76
|
2
| Persekutuan Komanditer (PK) |
9.999
|
11.093
|
1.094
|
10,94
|
3
| Firma (Fa) |
36
|
36
|
-
|
-
|
4
| Koperasi (Kop) |
1.213
|
1.254
|
41
|
3,38
|
5
| Perorangan (PO) |
24.484
|
25.680
|
1.196
|
4,88
|
6
| Badan Usaha Lainnya (BUL) |
288
|
289
|
1
|
0,35
|
JUMLAH
|
39.710
|
42.403
|
2.693
|
6,35
|
Perkembangan Inflasi
Angka inflasi yang merupakan salah satu terkendalinya tolok ukur harga terutama bahan kebutuhan pokok dan stabilitas perekonomian selama periode 2000-2004, juga menunjukan angka laju inflasi yang relatif rendah yakni dibawah 2 (dua) digit.
Laju inflasi tertinggi terjadi di Banjarmasin pada bulan Agustus 2007 secara komulatif yaitu 0,27%, sedangkan tingkat nasional pada bulan Agustus sebesar 0,75%, berarti masih dibawah tingkat Nasional. Deflasi di Banjarmasin bulan April 2007 sebesar (0,28%), sedangkan Nasional mengalami inflasi 13,00%. Kota Banjarmasin 2007 ada 3 bulan yang mengalami deflasi yaitu pada bulan April 2007 sebesar (0,28%), Mei 2007 sebesar (0,18%) dan Agustus sebesar (0,27%), sedang diluar dari bulan tersebut mengalami inflasi dimana inflasi tertinggi terjadi dibulan Januari 2007 sebesar 1,47% dan Agustus 2007 sebesar 1,93%.
Enam Kota di kawasan Kalimantan semuanya mengalami inflasi di bulan Agustus 2007 yaitu:
- Palangkaraya mengalami inflasi 1,01%.
- Pontianak mengalami inflasi 0,02%.
- Balikpapan mengalami inflasi 1,91%.
- Samarinda mengalami inflasi 1,80%.
- Sampit mengalami Deflasi 0,16%.
- Selama tahun tersebut kondisi perkembangan harga, terutama harga kebutuhan pokok masayarakat didaerah ini tidak terjadi gejolak yang dapat meresahkan masyarakat dan ketersediaan stock dipasaran relatif terkendali walaupun terjadi tingkat inflasi secara komulatif 11,03% disebabkan karena adanya kenaikan harga beras dan kelangkaan minyak tanah.
- Dengan tingkat laju inflasi yang terjadi dibulan Agustus tahun 2007 tersebut relatif masih menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya didaerah ini terutama terhadap agro industri.
a. Pengawasan barang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)
1. Pengawasan Tepung Terigu.
2. Pengawasan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
3. Pengawasan Garam Meja (beryodium).
4. Pengawasan makanan dan minuman.
5. Pengawasan obat nyamuk terutama jenis sprey.
b. Pengawasan barang elektronik bergaransi dan menggunakan petunjuk manual dalam bahasa Indonesia.
Pengawasan Barang Beredar yang dananya bersumber dari APBD dilak-sanakan di Kabupaten dan Kota se Kalimantan Selatan dengan materi pengawasan.
1. Barang kadaluarsa.
2. Pengawasan bahan berbahaya pada pangan
3. Pasar murah di Kecamatan.
Perkembangan Ekspor Non Migas
Ekspor yang merupakan sumber penerimaan devisa negara dalam pembiayaan pembangunaan selama tahun 2005, khususnya daerah Kalimantan Selatan, mengalami perkembangan yang sangat menggembirakan, karena pada tahun tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 26,24% yaitu dari US $.1,64 juta dalam tahun 2004 menjadi US $.2,01 juta tahun dalam tahun 2005.
Realisasi ekspor nonmigas Kalimanatan Selatan untuk tahun 2006 sebesar US $.2.608.537.587,89 jika dibandingkan pada tahun 2005 US $. 2.078.302.520,04 berarti mengalami kenaikan sebesar 25,51%.
Perkembangan lebih lanjut peningkatan nilai ekspor tahun 2006 dibanding dengan tahun 2005 secara singkat dapat disampaikan sebagai berikut:
1) Kelompok Produk Karet Alam
Kelompok ini mengalami kenaikan yang sangat tajam 576,43% dari US $.13.916.993,35 menjadi US $. 94.138.058,29 kenaikan ini disebabkan harga karet yang mulai naik
2) Kelompok Produk Kayu
Perkembangannya turun 13,77% dari US $.329.222.178,24 kelompok produk kayu selama ini juga merupakan komoditi yang dominan memberikan kontribusi pene-rimaan devisa, namun akhir-akhir ini mengalami penurunan realisasi nilai ekspornya, hal ini disebabkan semakin sulitnya memperoleh bahan baku kayu, dimana industri kayu di Kalimantan Selatan membutuhkan bahan baku kurang lebih ± 2-3 juta m³/tahun sedangkan jatah tebang yang diberikan oleh pemerintah hanya ± 53.000 m³/tahun.
3) Kelompok Produk Rotan
Kelompok produk ini mengalami penurunan 9,52% dari US $. 9.871.482,94 menjadi US $. 8.931.395,31. Kenaikan ini disebabkan permintaan mengalami kenaikan.
4) Kelompok Produk Perikanan
Kelompok Produk ini naik 80,91% dari US $.6.481.669,13 menjadi US $.11.725.911,02. Kenaikan ini disebabkan produk udang beku sebagai primadona pada kelompok ini ekspornya mengalami kenaikan.
5) Kelompok Produk Tambang
Pada kelompok produk ini mengalami kenaikan sebesar 4,76% dari US $.1.624.041.695,12 menjadi US $.1.701.335.943,18. Kenaikan ini disebabkan banyaknya permintaan, komoditi yang paling dominan sebagai sumber penerimaan devisa ekspor Kalimantan Selatan dewasa ini adalah batu bara, biji besi dan lain-lain yang berarti bahwa ekspor Kalimantan Selatan lebih banyak mengandalkan eksploitasi kekayaan alam yang sangat membutuhkan kelestarian dan perlu mendapat perhatian khusus.
6) Kelompok Produk Lainnya
Kelompok ini mengalami kenaikan sebesar 438,48% dari US $.94.373.801,34 menjadi US $.508.184.101,85. Adanya kenaikan ini disebabkan oleh naiknya produk CPO dan re ekspor alat-alat berat untuk angkutan batu bara.
Dalam tahun 2007, nilai ekspor nonmigas ditargetkan naik 10% dibanding dengan perolehan tahun 2006. Hingga Januari-September 2007 nilai ekspor nonmigas yang di peroleh sebesar US $.160.337.264,64. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2006 dengan nilai US $.1.990.708.000,95 berarti baru tercapai 8,52%, namun kita yakin jika tidak ada peristiwa yang menimbulkan guncangan ekonomi maka sisa 3 bulan kedepan target ekspor sebesar 10% tersebut akan tercapai.
Perlambatan pencapaian target tersebut disebabkan menurunnya ekspor produk lainnya berupa re ekspor alat-alat berat sasaran angkutan batu bara. Suatu hal yang menggembirakan pada ekspor produk kayu, ditengah-tengah kurangnya bahan baku nilai ekspornya justru meningkat 110,93% peningkatan yang tajam ini adalah keberhasilan adanya diversifikasi produk playwood berupa polyster playwood, sebagaimana tabel di bawah ini:
REALISASI EKSPOR DAERAH KALIMANTAN SELATAN
Januari 2005 s.d Desember 2005 dan Januari 2006 s.d Desember 2006
Januari 2005 s.d Desember 2005 dan Januari 2006 s.d Desember 2006
No.
|
MATA DAGANGAN
|
NILAI US $
|
%
| |
JAN-DES 2005
|
JAN-DES 2006
| |||
1
| Produk Karet Alam |
13,916,993.35
|
94,138,058.29
|
576.43
|
2
| Produk Kayu |
329,616,878.16
|
284,222,178.24
|
-13.77
|
3
| Produk Rotan |
9,871,482.94
|
8,931,395.31
|
-9.52
|
4
| Produk Perikanan |
6,481,669.13
|
11,725,911.02
|
80.91
|
5
| Produk Tambang |
1,624,041,695.12
|
1,701,335,943.18
|
4.76
|
6
| Produk Lainnya |
94,373,801.34
|
508,184,101.85
|
438.48
|
JUMLAH
|
2,078,302,520.04
|
2,608,537,587.89
|
25.51
|
REALISASI EKSPOR DAERAH KALIMANTAN SELATAN
Januari 2006 s.d Desember 2006 dan Januari 2007 s.d Desember 2007
Januari 2006 s.d Desember 2006 dan Januari 2007 s.d Desember 2007
No.
|
MATA DAGANGAN
|
NILAI US $
|
%
| |
JAN-DES 2006
|
JAN-DES 2007
| |||
1
| Produk Karet Alam |
67,790,555.26
|
94,548,430.92
|
39.47
|
2
| Produk Kayu |
173,768,360.17
|
366,526,616.67
|
110.93
|
3
| Produk Rotan |
8,031,728.11
|
6,360,762.65
|
-20.80
|
4
| Produk Perikanan |
10,617,343.97
|
12,974,050.17
|
22.20
|
5
| Produk Tambang |
1,381,982,795.21
|
1,545,405,444.07
|
11.83
|
6
| Produk Lainnya |
348,517,218.23
|
134,521,964.16
|
-61.40
|
JUMLAH
|
1,990,708,000.95
|
2,160,337,268.64
|
8.52
|
Pembinaan terhadap perusahaan industri, khususnya Industri Kecil Menengah (IKM) terus dilaksanakan, baik mulai pembinaan manajemen maupun pembinaan langsung melalui pelatiha-pelatihan dan magang yang dilaksanakan melalui Pusat Pelatihan dan Pendidikan Industri Kecil dan Rumah Tangga (Puslatdik IKRT) di Negara (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) selama kurun waktu 2001-2006 telah dilaksanakan sebagai jenis pelatihan yang mengikut sertakan para IKM dari seluruh Kabupaten/Kota Se Kalimantan Selatan.
Pusat Pelatihan dan Pendidikan IKRT Negara (Kabupaten Hulu Sunagi Selatan) telah berhasil memproduksi dan atau merekayasa Alsintan (alat mesin pertanian) yang sangat bermamfaat untuk kemajuan pembangunan pertanian di Kalimantan Selatan, antara lain memproduksi atau merekayasa Alat Mesin Bajak Sawah Berair (Hydrotiller); Alat Pemotong Padi; Alat Pengering Ikan/ Kerupuk/Dendeng; Pompa Axial; Alat Pemipit Jagung; Alat Pengupas Kacang Tanah, Mini Rice Mill; Alat Perajang Sing-kong/Pisang, yang kesemuanya dikerjakan oleh tenaga-tenaga terlatih dari Puslatdik IKRT Negara.
Pembinaan industri kecil dan menengah khususnya meubel kayu dan furniture rotan, dilaksanakan oleh workshop and showroom meubel kayu dan rutan Amuntai melalui pelatihan-pelatihan dan magang kesentra meubel kayu di Pesuruan Jawa Timur sehingga menambah pengetahuan dan wawasan baik mutu dan desain bagi pengusaha industri kecil meubel kayu yang nantinya diharapkan dapat bersaing. Sedangkan bagi UKM pangan dan kerajinan melalui kegiatan Pelatihan dan Pengembangan Daya Saing Produk Industri Kecil dan Menengah, kegiatan pembinaan yang dilaksanakan berupa bantuan peralatan dan bimbingan teknis, baik mutu produk, kemasan maupun proses produksi yang mengunakan peralatan mekanik sehingga diharapkan kualitas barang yang dihasilkan menjadi lebih baik dan dapat bersaing dipasaran.
Selain di bidang industri, di bidang perdagangan dalam rangka upaya peningkatan ekspor non migas, Pusat Pelatihan Promosi Ekspor Daerah (P3ED) sebagai sarana/ wahana pendidikan dan pelatihan para UKM, calon eksportir dan eksportir baik yang berasal dari daerah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, maupun Kalimantan Timur juga melakukan pembinaan kepada dunia usaha khususnya UKM yang mempunyai produk potensial untuk diekspor, melalui kegiatan pelatihan-pelatihan tentang prosedur ekspor, sehingga diharapkan kepada para UKM, calon eksportir dan eksportir akan menjadi eksportir yang handal dibidangnya.
Kegiatan P3ED ini merupakan hasil kerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan dengan Badan Pengembangan Ekspor Nasional BPEN Departemen Perdagangan dan JICA.
4. Perkembangan UPT Kemetrologian
Sebagai salah satu UPTD dilingkungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Kemetrologian telah menjalankan fungsinya dengan baik, yaitu dilakukan kegiatan:
- Pemeriksaan dan pengujian standar massa dan timbangan.
- Pemeriksaan dan pengujian standar ukuran arus, panjang dan volume.
- Pengawasan dan penyuluhan penggunaan alat-alat ukur, takar, timbangan dan perlengkapannya serta barang-barang dalam keadaan terbungkus.
- Pengelolaan cap tanda tera dan sarana kemetrologian.
http://www.kalselprov.go.id/pembangunan/pembangunan-bidang-perindustrian-dan-perdagangan-tahun-2005-sd-2007-di-propinsi-kalimantan-selatan
Komentar
Posting Komentar