Pentingnya Pengelolaan Lingkungan

Pembangunan
Pengelolaan lingkungan hidup tidak terlepas dengan kegiatan pembangunan. Pembangunan menjadi satu topik sentral yang diadopsi oleh dunia internasional selepas Perang Dunia Kedua tahun 1940an. Dengan berakhirnya masa kolonialisme, negara kuat tidak dapat lagi melakukan intervensi secara militer secara langsung terhadap negara lainnya. Hubungan antar negara harus dilakukan lebih setara walaupun tidak terlepas dari eksploitasi satu terhadap lainnya. Banyak kritikus yang memandang bahwa ide pembangunan merupakan suatu bentuk neo-kolonialisme karena selalu dikaitkan dengan pinjaman dana pembangunan dari negara maju. Seiring perjalanan waktu, pembangunan merupakan pilihan utama yang digunakan oleh negara-negara di dunia. Pembangunan diartikan sebagai proses jangka panjang yang menyangkut keterkaitan timbal balik antara faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional (mencapai pertumbuhan ekonomi) secara berkelanjutan (Kadiman, 2003). Pembangunan di Indonesia diberi arti sesuai dengan Pembukaan UUD 45 yang menyebutkan bahwa tujuan negara adalah untuk “… memajukan kesejahteraan umum” dan GBHN yang merupakan penyesuaian setiap lima tahun dimana GBHN dari waktu ke waktu memiliki ciri khas. Khusus GBHN 1999 yang bernuansa reformasi merumuskan bahwa: “Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan…” GBHN merupakan arahan besar pembangunan yang operasionalnya lebih rinci dijabarkan dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) yang merupakan konsensus dan komitmen bersama masyarakat Indonesia mengenai pencapaian visi dan misi bangsa. Fungsi Propenas untuk menyatukan pandangan dan derap langkah seluruh lapisan masyarakat dalam melaksanakan prioritas pembangunan selama lima tahun ke depan. Propenas dijabarkan dalam Program Pembangunan (Propeda) di pemerintah daerah dan Rencana Strategis (Renstra) departemen di pemerintah pusat.

Krisis Global
Pembangunan yang dilakukan secara intensif dan ekstensif di berbagai sektor yang telah dipercaya sebagai satu-satunya jalan keluar sekaligus tujuan dari suatu negara ternyata telah menimbulkan krisis global. Beberapa bencana dapat dikaitkan dengan proses pembangunan dan kepentingan pembangunan negara maju yang menuntut tingkat pembangunan yang lebih cepat dan cenderung menguras sumber daya alam. Sementara beberapa negara lemah tidak dapat mengejar tingkat pembangunan yang memadai. Beberapa contoh krisis global diantaranya seperti kekeringan di Afrika dimana 35 juta penduduknya terancam kelaparan (bahkan kasus kelaparan pun terjadi di Indonesia karena tidak meratanya distribusi pangan). Dari sisi pembangunan sektoral dan industrialisasi tercatat beberapa kasus seperti di Bhopal ketika terjadi kebocoran pestisida yang menyebabkan kematian lebih dari 2.000 orang dan cedera lebih dari 200.000 orang. Kebocoran pembangkit nuklir di Chernobyl menyebabkan radiasi radioaktif di seluruh Eropa. Daftar ini akan terus lebih panjang seperti pencemaran bahan kimia, pestisida, merkuri dari lahan pertanian ke sungai Rhine di Eropa akibat kebakaran di Swiss sehingga menimbulkan kematian ikan dan pencemaran air tawar di Jerman dan Belanda, bencana Exxon Valdez, tumpahan minyak di laut, pemanasan global, lubang ozon di kutub dsb. Fakta lainnya adalah bahwa pembangunan telah mendorong peningkatan penduduk yang demikian besar di dunia sehingga diperkirakan bahwa sumber daya alam akan cepat habis jika konsumsi sumber daya tidak dikelola dengan baik. Populasi manusia di bumi meningkat secara ekponensial dari 5 miliar pada tahun 1980an menjadi 8-14 miliar pada tahun 2050. Sayangnya peningkatan jumlah penduduk ini 90% terjadi di negara-negara termiskin dan 90% di kota-kota metropolitan. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dunia meningkat 10 kali dari USD 13,000 miliar menjadi USD 130,000 di tahun 2030, ini dapat menjadi indikasi tingginya tingkat eksploitasi oleh negara maju.

Sumber : Bahan Ajar Pelatihan Penilaian AMDAL (Pusdiklat Kementerian Negara Lingkungan.Hidup) 2009

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kata Sapaan dalam Bahasa Banjar

Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Bahasa Banjar